MAILEPPET-Sekira tiga bulan wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat mengalami kemarau panjang hal ini disebabkan dampak El Nino yang melanda wilayah Indonesia.
Kepala Stasiun Klimatologi Sumbar Heron Tarigan mengatakan, faktor dari elnino ini sendiri faktor global yang juga akan berdampak daerah Sumbar.
“Khususnya Kabupaten Kepulauan Mentawai mengalami pengurangan curah hujan dari normalnya lebih rendah dari rata rata, dan juga berdampak ada kekeringan di berbagai tempat di Mentawai, namun bulan ini kita memasuki musim penghujan akan tetapi sedikit berkurang dari normalnya,’’katanya saat menjadi pembicara dalam Workshop yang bertema “Aksi Antisipasi El Nino” yang digelar Yayasan Fondasi Hidup di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan, Mentawai, Rabu, 15 November 2023.
Menurut dia el nino berdampak terhadap masyarakat yakni kekeringan yang menyebabkan masyarakat kesulitan memperoleh air bersih sehingga berpengaruh terhadap kesehatan. Tidak hanya itu sendi ekonomi dan budaya juga ikut terdampak.
“Kita ingin jangan masyarakat yang menjadi pemicu soal perubahan cuaca kita misalkan penebangan pohon dan pembakaran lahan, maka kita berharap agar selalu menjaga hutan dan sumber air yang ada agar saat musim el nino masyarakat tidak kesulitan mencari sumber air bersih untuk kebutuan keluarga’’katanya.
Menghadapi dampak el nino ini, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Mentawai, Ijonti mengatakan, di setiap kecamatan yang di tempat di kantor camat ada satgas penanggulangan bencana namun keterbatasan prasarana penunjang dan biaya menjadi penyebab mereka sulit untuk bergerak.
“Kegiatan kita ada namun masih fokus di ibu kota kabupaten, uuntu mitigasi bencana el nino ini BPBD Mentawai telah membangun embung di Siberut Uutara, ada dua kecamatan lagi seperti Siberut Selatan dan Siberut Tengah dalam tahap pengajuan, mudah-mudahan bisa terealisasi,’’ kata Ijonti.
Satu-satanya cara menghadapi bencana ini, kata Ijonti, masyarakat harus menjaga mata air yang ada di pegunungan, dan tidak menebang pohon di hulu sungai agar saat musim el nino stok air bersih tetap ada dan terjaga dengan baik.
Terkait dengan kegiatan ini sendiri, C-Prof Project officer Fondasi Hidup (FH), Selatieli Gea mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini didorong karena kondisi di Siberut mengalami kekeringan panjang yang berdampak terhadap mengeringnya sumber air bagi masyarakat.
‘’Kegiatan ini kita mengundang berbagai stake holder mulai dari pemerintah desa, kecamatan, PKK dan lembaga lain. Dan kita mengundang narasumber dari BMKG Provinsi Sumbar, dan BPBD Mentawai sebagai mitra kerja dalam mitigasi menghadapi bencana el nino di Mentawai,’’kata Selatiel Gea.
Untuk tindak lanjut kegiatan ini Fondasi Hidup (FH) akan mengadakan kegiatan ini di tingkat desa agar informasi ini tersampai di kalangan masyarakat. Sebagai bentuk aksi pihaknya telah membantu satu asraa di Desa Maileppet yakni Silugai Koat yang berada di Desa Maileppet membuat MCK anak anak, serta dan membuat jaringan air untuk anak asrama yang ada di Peipei Siberut Barat Daya, namun sumber air mulai mengering akibat el nino ini.